Monday, January 9, 2017
Nelayan Ogah Berlabuh di Pelabuhan yang Diresmikan Jokowi
PINTASAN7 - Makassar, Di tengah cuaca ekstrem yang melanda semua wilayah perairan di tanah air, nelayan di kampung halaman Wapres RI Jusuf Kalla masih betah dan memilih mendaratkan kapal dan hasil tangkapannya di Pelabuhan Pendaratan Ikan (PPI) Paotere, Jalan Sabutung, Kecamatan Ujung Tanah.
Mereka memilih membongkar tangkapannya di pelabuhan itu dibandingkan di Pelabuhan Perikanan Untia, di Jalan Salodong, Kecamatan Biringkanaya yang pengoperasiannya diresmikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada November 2016 lalu.
Sesuai pantauan Liputan6.com, Rabu (4/1/2017), sebanyak 60 kapal tangkap nelayan asal Kabupaten Bone, Sinjai, Palopo, bahkan dari luar Pulau Sulawesi, seperti Kalimantan, berlabuh di Pelabuhan Perikanan Paotere. Mereka merasa aman dan nyaman beraktivitas di pelabuhan tersebut.
Beragam alasan klasik, seperti keamanan dan kenyamanan dilontarkan para nelayan. Menurut mereka, faktor keselamatan kapal menjadi alasan utama karena adanya pemecah gelombang di sekitar Pelabuhan Paotere.
"Kemudian soal jarak dan fasilitas lainnya, masyarakat sebagai konsumen di Kota Makassar lebih memilih Paotere dari pada PPI Untia yang lokasinya berbatasan langsung dengan Kabupaten Maros," kata Daeng Simbo, salah seorang nelayan kepada Liputan6.com.
Sementara itu, nelayan lainnya asal Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, Daeng Unru, mengaku pelabuhan perikanan Untia sangat berbahaya digunakan sebagai pendaratan ikan di tengah cuaca ekstrem saat ini.
"Apalagi di tengah ketinggian gelombang seperti cuaca sekarang ini karena tidak ada pemecah gelombang. Kapal nelayan bisa oleng dan terhempas jika tinggi gelombang mencapai 2.50 hingga 3 meter," kata Daeng Unru.
Sebelumnya, Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo menyatakan Pelabuhan Untia adalah pelabuhan perikanan yang sudah lama direncanakan. Pelabuhan itu dirintis sejak 10 tahun lalu, dan dinyatakan rampung pada November 2016.
Menurut dia, peresmian PPI Untia merupakan sebuah bentuk kehormatan dan apresiasi yang diberikan Presiden Jokowi terhadap Sulawesi Selatan.
"Pelabuhan ini merupakan pelabuhan terbesar kedua di tanah air, dan bisa menampung setidaknya 500 kapal tiap hari dan dilengkapi fasilitas memadai seperti pengisian bahan bakar," jelas Syahrul belum lama ini.
Sumber - Berita Harian Pintasan7
0 comments:
Post a Comment