• Berita Terpopuler

    PINTASAN7 - Liverpool FC disarankan untuk kembali merekrut Luis Suarez. Nasihat tersebut langsung terlontarkan dari legenda klub, John Aldridge.

  • Berita Terpopuler

    PINTASAN7 - Valentino Rossi berencana menghabiskan waktu bersama sahabat sembari mengisi waktu liburan musim dingin. Juara dunia sembilan kali itu dikabarkan akan menikmati waktu dan melupakan sejenak urusan rivalitas di atas lintasan.

  • Berita Terpopuler

    PINTASAN7 - Pada Tahun 2017 3 Smartphone terbaik ini akan mengeluarkan ponsel pintar lebih canggih dari model sebelumnya, baca selengkapnya

  • Berita Terpopuler

    PINTASAN7 - PIMPIN VICTORIA'S SECRET FASHION SHOW, Adriana Lima beri sanjungan kepada Kendall Jenner

  • Berita Terpopuler

    PINTASAN7 - Polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan berantai di rumah Ir Dodi Triono di Pulomas, Jakarta Timur. Polisi menangkap pelaku di Bekasi, Jawa Barat, baca selengkapnya

Saturday, April 29, 2017

CIPTAKAN PENDETEKSI HOAX, PELAJAR INDONESIA ANGKAT JUARA MICROSOFT CUP

Berita Hari Ini

PINTASAN7 - Microsoft telah mengumumkan pemenang Final Imagine Microsoft Cup se-Asia Tenggara. Pelajar Indonesia dengan nama Tim Cimol dinyatakan menjadi juara pertama, mengalahkan finalis dari Singapura dan Filipina.

Tim Cimol membuat aplikasi penangkal berita hoax yang bertujuan untuk memerangi peredaran berita palsu. Aplikasi yang diberi nama Hoax Analyzer itu, mampu mengidentifikasi hoax pada sumber informasi tertentu.

Melansir dari Gadget Plus, Tim Cimol ke depannya akan melakukan perjalanan inovasi ke tingkat Imagine Cup Wolrd Finals. Tim dari Indonesia itu akan bersaing merebutkan hadiah 1 milyar rupiah dengan pelajar-pelajar lain di seluruh dunia.

Developer Experience Lead, Microsoft Asia Pacific, Dave Miller mengatakan kompetisi ini merupakan bagian dari bentuk kerja sama Microsoft dengan negara-negara ASEAN. Kerja sama Microsoft dengan ASEAN menjadi bukti kuat komitmen perusahaan untuk mengembangkan dan menemukan potensi talenta muda di Asia Tenggara.

“Selama 15 tahun terakhir, Imagine Cup telah menjadi platform untuk membantu siswa mewujudkan impian mereka menjadi kenyataan," ujarnya.

Microsoft Imagine Cup diadakan setiap tahun sejak 2003. Kompetisi bidang teknologi ini menjadi kompetisi terkemuka di dunia. Tim Cimol berhasil menyisihkan 9 tim dari negara lain di Asia Tenggara.

Selamat untuk Tim Cimol dari Indonesia. Maju terus sampai ke final tingkat dunia.







Sumber - Berita Harian Pintasan 7
Share:

MOTO GP 2017 : ROSSI DAPAT SARAN DARI MANTAN RIVALNYA DULU

Berita Hari Ini

PINTASAN7 - Soal kecepatan, Valentino Rossi tak sehebat Marc Marquez dan Maverick Vinales di MotoGP 2017. Namun akan berbeda jika bicara soal konsistensi. Faktanya, pembalap berusia 38 tahun memang jauh lebih konsisten dari Marquez dan Vinales.

Banyak pihak yang terkejut dengan kesuksesan Rossi bercokol di puncak klasemen pembalap MotoGP 2017. Pasalnya, Rossi adalah pembalap yang selalu mendapatkan hasil buruk dalam setiap tes pramusim, bahkan hingga jelang latihan bebas seri pembuka.

Anehnya, pembalap berusia 38 tahun itu selalu tampil kompetitif di setiap balapan. Buktinya, ia menjadi satu-satunya pembalap yang rutin naik podium dalam tiga balapan awal musim ini. Loris Capirossi yang notabene mantan rival Rossi pun memberikan pendapatnya.

"Tahun ini Rossi mungkin tak memiliki sedikit kecepatan untuk masuk dalam pertarungan antara Marquez dan Vinales. Namun pada beberapa kesempatan ia akan berada di sana untuk memperjuangkan podium. Ia akan bisa memenangkan beberapa balapan," kata Capirossi, dilansir Motorsport.

Capirossi yang menjadi Penasehat Keselamatan MotoGP itu melanjutkan, "Terpenting ia tak mengulang kesalahan tahun lalu. Ia harus konsisten dan menyelesaikan semua balapan. Lalu kita akan melihat berapa banyak poin yang dimilikinya akhir tahun."

Rossi sendiri sudah mengakui bahwa tingkat kecepatannya saat ini berada di bawah Vinales dan Marquez. Kesuksesannya memuncaki klasemen pembalap MotoGP pun tak lepas dari sedikit keberuntungan. Di dua balapan awal, Marquez terlihat masih sibuk untuk menemukan setting-an Honda RC213V yang tepat.

Selain itu, The Doctor juga diuntungkan dengan hasil buruk yang didapat Vinales pada MotoGP Austin. Setelah memenangi balapan MotoGP Qatar dan Argentina, pembalap berusia 22 tahun itu justru gagal mencapai garis finis di Austin akibat terjatuh.

"Ketika memulai musim, tujuan utama saya adalah memenangkan perlombaan. Tentu sangat sulit untuk bersaing dengan Vinales dan Marquez di atas. Tapi saya hanya harus menikmatinya saat ini," kata Rossi, dilansir Speedweek.







Sumber - Berita Harian Pintasan 7
Share:

LAMARAN DI TOLAK MENTAH MENTAH, PRIA INI AKHIRI HUBUNGAN PERCINTAAN MEREKA DENGAN SADIS!

Berita Hari Ini

PINTASAN7 - Universitas Bina Darma (UBD) Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), sedang berduka. Salah satu mahasiswinya, SO (19), meninggal dunia setelah mendapatkan empat kali tusukan pisau tajam di tubuhnya.

Nyawa mahasiswi semester 2 Fakultas Ilmu Komputer UBD Palembang ini ternyata harus berakhir di tangan kekasihnya sendiri, Suryanto alias Kempol (25). Diduga, pembunuhan sadis](2925022 "") ini dilakukan tersangka karena kisah asmaranya tidak direstui orangtua korban.

Kejadian bermula pada Sabtu siang, 29 April 2017. Sekitar pukul 12.00 WIB, tersangka menjemput korban yang baru pulang kuliah di depan kampusnya.

Suryanto membawa kekasihnya ke rumahnya di Jalan Tut Wuri Handayani, RT 62 RW 10, Kelurahan Sukawinatan, Palembang.

Entah mengapa, tiba-tiba korban langsung menghubungi ibunya, Nuryatmi (43) agar menjemputnya di rumah kekasihnya. Karena rumah korban dan kekasihnya tak berjauhan, Nuryatmi ditemani saudaranya, Fatimah, langsung tiba di rumah tersangka.

Saat Nuryatmi memanggil nama anaknya, Suryanto dan korban langsung keluar. Mereka pun berbincang-bincang dan akhirnya terjadi percekcokan.

Dari informasi yang diperoleh, Suryanto marah karena niatnya untuk melamar kekasih hatinya ditolak mentah-mentah oleh ibu korban. Bahkan, Nuryatmi menyarankan agar Suryanto datang ke rumahnya secara baik-baik jika ingin niat melamar.

Sakit Hati Lamaran Ditolak

Diduga karena sakit hati lamarannya ditolak, akhirnya Suryanto menarik paksa korban dan masuk ke dalam salah satu kamar di rumahnya. Tak berapa lama, terdengar suara teriakan korban.

Karena merasa cemas, Nuryatmi dan Fatimah akhirnya mendobrak pintu kamar tersebut. Betapa kagetnya mereka melihat korban sudah tersungkur di lantai dengan bersimbah darah.

Tak lama kemudian, tersangka langsung menjatuhkan pisau di tangannya dan lari dari rumahnya. Nuryatmi dan Fatimah pun berusaha meminta bantuan tetangga untuk menolong korban.

Korban lalu di bawa ke Rumah Sakit Myria Palembang. Sayang, nyawanya tak tertolong. Karena banyaknya darah yang mengucur dan luka tusukan yang cukup dalam.

Menurut penuturan Fatimah, sebelum SO berteriak kesakitan, mereka mendengar ada suara ribut seperti cekcok mulut antara tersangka dan korban.

"Kami melihat tersangka menendang tubuh SO yang sudah berlumuran darah. Dia masih berdiri di samping SO sambil pegang pisau, lalu langsung lari keluar kamar," ucap dia kepada Liputan6.com.

Keluarga korban akhirnya melaporkan kejadian ini ke Polsek Sukarame, Palembang. Tak berselang lama, tersangka sudah bisa ditangkap petugas kepolisian.

Ternyata Suryanto pernah berbuat nekat sebelum melakukan pembunuhan sadis ini. Tersangka pernah menemui ibu korban sambil membawa senjata tajam. Diduga, perselisihan antara ibu korban dan tersangka sudah terjadi sejak lama, karena terkendala restu.

Hasil Visum

Dari hasil visum di RS Bhayangkara Palembang, di tubuh korban terdapat tiga luka tusukan di bagian perut dan satu tusukan di bagian dada. Bahkan, luka tusukan di dada lebih dari 10 centimeter.

"Korban diduga meninggal karena luka tusukan di bagian dada. Di lengan kiri korban juga terdapat luka robek yang cukup besar," ujar dr Indra, tim medis visum RS Bhayangkara Palembang.

Sebelum kejadian, korban sempat mengikuti jadwal perkuliahan Analisa Proses Bisnis pada pukul 08.00 WIB hingga 10.00 WIB. Setelah itu, tidak ada lagi jadwal perkuliahan korban di kampusnya.

Di kampus sendiri, korban dikenal sebagai mahasiswi yang bertingkah baik dan tidak pernah ada permasalahan di kampus.

"Kami menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya salah satu mahasiswi kami," ujar Muhammad Izman Herdiansyah, Dekan Fakultas Ilmu Komputer UBD Palembang.









Sumber - Berita Harian Pintasan 7
Share:

Wednesday, April 26, 2017

RAIH TREBLE WINNERS, JUVENTUS LEPAS 4 PEMAIN?

Berita Hari Ini
Leonardo Bonucci, bek tengah Juventus ini dikabarkan Evening Standard akan melakukan reuni dengan calon pelatih anyar Chelsea, Antonio Conte. Keduanya pernah bersama membela Si Nyonya Tua pada periode 2011-2014.
PINTASAN7 -  Juventus dikabarkan bisa menjual Leonardo Bonucci jika mereka memenangkan treble musim ini. Penjualan ini dilakukan guna merevolusi skuat.

Bianconeri saat ini unggul delapan angka di puncak klasemen Serie A. Dengan hanya menyisakan lima pertandingan, Juventus berpeluang meraih Scudetto keenam berturut-turut.

Selain itu, tim besutan Massimiliano Allegri ini, juga sudah lolos ke final Coppa Italia dan semifinal Liga Champions.

Juventus dikenal tim yang memiliki perencanaan ke depan. CalcioNews24 melaporkan bahwa mereka telah mempertimbangkan sebuah revolusi potensial jika mereka memenangkan gelar sepanjang tahun ini.

Klub Turin tersebut mengambil contoh Inter Milan yang menunjukkan terlalu banyak loyalitas kepada veteran setelah mereka memenangkan treble di tahun 2010. Dan, Juve ingin menghindari kesalahan yang sama.

Karena itu Leonardo Bonucci, bisa diizinkan pergi jika Manchester City kembali mengajukan tawaran sekitar 60 hingga 70 juta euro

Bek tengah ini, akan berusia 30 pada 1 Mei nanti, dan kemungkinan nilai transfernya akan sangat tinggi.

Pemain Juventus lain yang berpotensi hengkang adalah Stephan Lichtsteiner, Sami Khedira dan Mario Mandzukic. Uang dari penjualan kemudian akan digunakan untuk merevolusi skuat dengan pemain muda.








Sumber - Berita Harian Pintasan 7
Share:

PENGUNGSI SURIAH YANG TERKENA BOM DI PERDANGKAN ORGAN TUBUHNYA?




Berita Hari Ini


PINTASAN7 - Bagaimana Abu Jaafar seorang bekas penjaga keamanan di sebuah pub, beralih profesi jadi pelaku perdagangan organ tubuh manusia yang mencari para pengungsi dari Suriah sebagai mangsanya?

Ada kebanggaan yang tersirat di matanya saat ia mengisahkan apa yang dirinya lakukan untuk mencari nafkah.

Abu Jaafar dulunya adalah seorang penjaga keamanan di sebuah pub, namun kemudian ia bertemu dengan sebuah kelompok yang melakukan perdagangan organ tubuh manusia. Tugasnya adalah menemukan orang-orang yang begitu putus asa sehingga rela menukar bagian tubuh mereka dengan uang. Dan Gelombang masuk para pengungsi secara besar-besaran dari Suriah ke Lebanon menciptakan banyak kesempatan baginya.

"Memang, saya mengeksploitasi orang," ujarnya, meski ia mengisyaratkan bahwa banyak orang-orang Suriah yang begitu mudahnya menemui ajal di kampung halaman dan bagi mereka memberikan organ tubuh tidak berarti apa-apa jika dibandingkan dengan horor yang sudah dialami selama ini.

"Saya mengeksploitasi mereka," katanya, "dan mereka mendapat manfaatnya juga."

Abu Jaafar berpangkalan di sebuah kedai kopi kecil di salah satu daerah pinggiran sebelah tenggara kota Beirut yang ramai, di sebuah bangunan berantakan yang ditutupi oleh terpal plastik.

Di bagian belakang, terdapat sebuah kamar di balik teralis berkarat yang dijejali perabotan tua dan burung-burung nuri yang berkicau dari dalam sangkar di setiap sudutnya.

Dari sinilah ia melancarkan penjualan organ-organ tubuh dari sekitar 30 pengungsi dalam tiga tahun terakhir, katanya.

"Mereka (pemesan) biasanya mencari ginjal, namun saya masih bisa menemukan dan memfasilitasi organ-organ lainnya," katanya.

"Mereka juga pernah meminta mata, dan saya mampu menemukan klien yang bersedia menjual matanya."

"Saya memotret mata lalu untuk mendapatkan kepastian, saya mengirimkan foto mata tersebut ke orang-orang (sindikat) melalui Whatsapp. Saya kemudian mengirimkan klien saya."

Jalanan sempit tempat ia beroperasi dijejali oleh para pengungsi. Sekarang ini, sekitar satu dari empat orang di Lebanon adalah warga Suriah yang pergi meninggalkan wilayahnya yang dilanda konflik.

Sebagian besar dari mereka tidak diizinkan untuk bekerja berdasarkan hukum Lebanon, dan banyak keluarga yang sulit mendapatkan pekerjaan.

Di antara mereka yang paling putus asa adalah orang-orang dari Palestina, yang sudah dianggap sebagai pengungsi di Suriah, dan karenanya tidak berhak untuk didaftarkan kembali oleh badan pengungsi PBB ketika mereka tiba di Lebanon. Mereka tinggal di kamp-kamp yang sesak dan hanya mendapat sedikit bantuan.

Hampir sama rentannya adalah mereka yang datang dari Suriah setelah Mei 2015, ketika pemerintah Lebanon meminta PBB untuk menghentikan penerimaan pengungsi baru.

"Mereka yang tidak terdaftar sebagai pengungsi dilanda kesulitan hidup," kata Abu Jaafar. "Apa yang bisa mereka lakukan? Mereka putus asa dan mereka tidak memiliki cara lain untuk bertahan kecuali menjual organ tubuh mereka."

Terkadang ada dokter-dokter yang bisa melakukan operasi bedah di rumah-rumah kontrakan, yang diubah menjadi klinik sementara, di sini para donor akan menjalani tes darah dasar sebelum dilakukan operasi. (BBC)

Sejumlah pengungsi akhirnya mengemis di jalanan - terutama anak-anak. Bocah-bocah laki-laki menyemir sepatu, berseliweran di tengah kemacetan untuk menjual permen karet atau tisu melalui jendela-jendela mobil, atau akhirnya dimanfaatkan sebagai pekerja anak.

Sedangkan yang lainnya beralih ke prostitusi.

Tapi menjual organ tubuh adalah salah satu cara paling cepat untuk menghasilkan uang.

Begitu Abu Jaafar menemukan calon yang bersedia untuk diambil organnya, ia akan mengarahkannya dengan mata tertutup ke lokasi tersembunyi pada hari yang telah ditentukan.

Terkadang ada dokter yang bisa melakukan operasi bedah di rumah-rumah kontrakan, yang diubah menjadi klinik sementara, di sini para donor akan menjalani tes darah dasar sebelum dilakukan operasi.

"Begitu operasi selesai saya membawa kembali mereka pulang," katanya.

"Biasanya saya akan mengawasi mereka hampir seminggu sampai mereka melepas jahitannya. Begitu jahitannya dilepas, kami tidak peduli lagi dengan apa yang terjadi pada mereka selanjutnya.

"Saya juga tidak terlalu peduli jika klien saya meninggal, yang penting saya mendapatkan apa yang saya inginkan. Apa yang terjadi selanjutnya dengan klien saya bukan masalah saya, selama klien mendapat bayaran."

Klien terbarunya adalah seorang remaja laki-laki berusia 17 tahun yang meninggalkan Suriah setelah ayah dan saudara laki-lakinya terbunuh di sana.

Ia sudah berada di Lebanon selama tiga tahun, namun ia tidak punya pekerjaan dan hutangnya bertumpuk, dan kesulitan dalam turut menghidupi ibu serta lima saudara perempuannya.

Jadi, lewat Abu Jaafar, ia sepakat untuk menjual ginjalnya yang sebelah kanan seharga $8.000 (atau sekitar Rp 106 juta).

Dua hari kemudian, jelas dalam keadaan kesakitan meski sudah mengonsumsi tablet, ia berganti-ganti posisi antara berbaring dan duduk di sofa yang sudah compang-camping, berusaha agar merasa nyaman.

Keringat mengalir di wajahnya dan ada darah yang rembes di perbannya.

Klien terbaru Abu Jafaar adalah seorang anak laki-laki berusia 17 tahun yang meninggalkan Suriah setelah ayah dan saudara laki-lakinya terbunuh di sana. Lewat Abu Jaafar, ia sepakat untuk menjual ginjalnya yang sebelah kanan. (BBC)

Abu Jaafar tidak mengungkapkan berapa yang ia dapatkan dari transaksi itu. Ia mengatakan bahwa dirinya tidak tahu menahu soal apa yang terjadi pada organ itu setelah dibedah, tapi menurutnya organ itu diekspor.

Kawasan Timur Tengah memang kekurangan organ untuk transplantasi, karena pemberian organ tubuh berbenturan dengan budaya dan agama. Sebagian besar keluarga lebih memilih untuk memakamkan langsung anggota keluarga mereka yang meninggal.

Abu Jaafar menyebut, setidaknya ada tujuh orang lain yang berprofesi sebagai pialang organ tubuh seperti dirinya yang beroperasi di Lebanon.

"Bisnis ini sedang booming," katanya. "Bisnis ini tumbuh pesat dan tidak mengalami penurunan, apalagi setelah adanya migrasi orang-orang Suriah ke Lebanon."

Ia tahu apa yang dilakukannya melanggar hukum tapi ia tidak takut pada pihak berwenang. Malah ia semakin berani dengan memampang nomor teleponnya yang ditulis dengan cat semprot di dinding dekat rumahnya.

Di lingkungan tetangganya, ia dihormati sekaligus ditakuti. Jika ia berjalan, orang-orang akan berhenti bercanda dan berdebat dengannya.

Ada pistol yang terselip di bawah kakinya saat kami berbincang.
Ada pistol terselip di bawah kakinya, ia adalah sosok yang dihormati sekaligus ditakuti di lingkungan tetangganya. (BBC)

"Saya tahu bahwa yang saya lakukan itu ilegal, tapi saya menolong orang lain," katanya.

"Begitulah anggapan saya. Klien menggunakan uang itu untuk mencari kehidupan yang lebih baik untuk dirinya dan keluarganya."

"Ada klien yang jadi mampu membeli mobil dan bekerja sebagai sopir taksi atau bahkan bepergian ke negara lain."

"Saya membantu orang-orang itu dan saya tidak peduli dengan hukum."

Bahkan, katanya, justru undang-undanglah yang membuat banyak pengungsi kesulitan dengan membatasi akses terhadap pekerjaan dan bantuan.

"Saya tidak memaksa siapapun untuk menjalani operasi ini," katanya. "Saya hanya memfasilitasi berdasarkan permintaan orang."

Sambil menyalakan sebatang rokok dan mengangkat alisnya, ia pun bertanya, "Berapa harga matamu?"

Abu Jaafar bukanlah nama sebenarnya. Ia bersedia berbicara kepada BBC dengan syarat identitasnya tidak diungkap.







Sumber - Berita Harian Pintasan 7
Share:

KEKALAHAN AHOK, ISLAM POLITIK, DAN NARASI DEMOKRASI DI INDONESIA

Berita Hari Ini

PINTASAN7 - Seperti sebuah paduan suara, semua pemberitaan media Barat khususnya di Amerika Serikat tentang kekalahan Ahok dalam Pilkada Jakarta 2017 di-frame dalam sebuah alunan nada yang sama. Bunyi redaksinya bisa dikemas berbeda-beda, namun narasinya tunggal. Sebagai contoh, The Wall Street Journal (19/4) mengangkat judul: Islamist-Backed Candidate Ousts Jakarta's Christian Governor (Kandidat yang didukung kelompok Islamis menjungkalkan Gubernur Kristen Jakarta).

The New York Times (19/4): Jakarta Governor Concedes Defeat in Religiously Tinged Election (Gubernur Jakarta mengakui kekalahan dalam Pemilu yang diwarnai isu agama) , sementara USA Today (19/4): Muslim voters oust Jakarta's Christian governor (Pemilih Muslim menjungkalkan Gubernur Kristen Jakarta).

Setidaknya ada tiga narasi yang dikembangkan terkait dengan kekalahan Ahok-Djarot dalam Pilkada DKI Jakarta. Pertama, kemenangan Anies-Sandi dianggap merepresentasikan kemenangan Islam politik dalam panggung politik Indonesia. Islam politik yang dimaksud di sini adalah praktik politik praktis dengan menggunakan sentimen, ideologi dan identitas Islam sebagai instrumen untuk meraih kemenangan.

Sentimen ini semakin kokoh dan mendapatkan legitimasi moral karena Ahok beragama Kristen yang minoritas dan tengah diadili karena kasus tuduhan penistaan agama.

Kedua, implikasi dari menguatnya wajah Islam politik di Jakarta adalah memberikan angin segar bagi kelompok Islamis untuk mengartikulasikan ideologi mereka di ruang publik. Kelompok Islamis yang selama ini bergerak di wilayah pinggiran negara beringsut masuk dalam struktur negara, bahkan bisa menjadikan negara sebagai instrumen untuk mewujudkan cita-cita mereka.

Ketiga, hal yang kemudian banyak dikhawatirkan oleh para pengamat Indonesia akibat dominasi kaum Islamis dalam ruang publik adalah meningkatnya kecenderungan intoleransi dalam kehidupan berbangsa. Dan, indikasi itu dianggap sudah nampak dan dipraktikan sepanjang musim kampanye Pilkada Jakarta lalu.

Kekhawatiran dan representasi media Barat soal masa depan demokrasi Indonesia tentu saja tidak dapat dilepaskan dari konteks global, terutama bangkitnya politik konservatisme di Amerika dan Eropa. Strategi yang dikembangkan oleh lawan Ahok-Djarot dipandang menduplikasi apa yang dilakukan oleh Trump di Amerika dengan membangkitkan sentimen dan politik identitas terutama ras dan agama untuk meraih kemenangan yang terbukti efektif.

Dalam pandangan mereka, bangkitnya politik identitas di negara mayoritas muslim seperti di Indonesia bisa mengancam demokrasi. Demokrasi semestinya lebih bertumpu pada kebebasan dan kemerdekaan menjatuhkan pilihan secara rasional dalam memilih pemimpin politik yang akan mengelola urusan publik.

Penghargaan dan hukuman terhadap pejabat publik yang diwujudkan dalam keterpilihan atau ketidakterpilihan elektoral semestinya didasarkan pada kinerja, bukan pada identitas agama. Dengan cara ini maka demokrasi akan menghasilkan kebermanfaatan maksimum bagi kepentingan publik.

Indonesia selama ini sering dipromosikan dan diusung sebagai bukti dan contoh par excellence bahwa Islam dan demokrasi bisa bertemu dan tidak saling bertentangan sebagaimana dikhawatirkan sebagian orang di Barat. Praktik demokrasi di Indonesia yang bisa sejalan dengan Islam menurut Hefner (2000) dapat terjadi karena ditopang oleh adanya kekuatan civil Islam.

Kekuatan civil Islam inilah yang menghalau mitologi negara Islam dengan terus mempromosikan toleransi, dan Pancasila sebagai ideologi negara. Oleh karena itu kebangkitan Islam politik yang didukung kelompok Islamis bukan saja berpotensi mengancam Islam toleran di Indonesia, namun juga pada gilirannya mengancam demokrasi Indonesia.

Demokrasi Indonesia sebagaimana diindikasikan oleh Bubandt (2014) memang selalu mengandung kontradiksi yang dibalut berbagai ironi dan paradoks. Demokrasi Indonesia menurutnya justru dicapai melalui praktik-praktik non-demokratis yang keduanya saling mereproduksi. Selama musim kampanye kita menyaksikan berbagai cara tidak demokratis ditampilkan oleh kedua kubu dalam bentuk politik uang, intimidasi dan politik identitas.

Tapi, sebagaimana disampaikan Giora Eliraz, Indonesianis dari The Hebrew University of Jerusalem dalam diskusi soal kasus Ahok dua minggu lalu di University of Washington, penglihatan politik Indonesia dari dekat dan sesaat seolah-olah akan menampilkan gambaran demokrasi yang bergerak mundur. Namun, jika mencandranya dari atas dan dari horison sejarah yang lebih luas maka justru menunjukkan bahwa demokrasi Indonesia terus bergerak maju dan mantap.

Di sinilah kemudian kekhawatiran, representasi dan narasi yang disuguhkan media Barat soal masa depan demokrasi Indonesia kurang mendapatkan relevansinya. Memang benar bahwa kecenderungan sikap intoleransi menguat belakangan, namun itu lebih merupakan reaksi sesaat dalam dinamika politik Pilkada Jakarta.

Warga Jakarta dan Indonesia sudah ratusan tahun memiliki modal dan kelenturan sosial hidup damai dalam keragaman yang perlu terus dirawat. Dan, ini akan semakin mendapatkan pengokohan jika Anies-Sandi bergerak atas nama konstitusi, bukan representasi kelompok tertentu dalam kebijakan pemerintahannya nanti.

Sikap optimisme inilah yang harus terus disuarakan untuk memastikan civil Islam dan kerja peradaban tidak tenggelam oleh dinamika politik yang dangkal.








Sumber - Berita Harian Pintasan 7
Share:

Pintasan7

Berita Terkini

Berita Terkini
Pintasan7 Situs Berita Hari Ini Menyajikan mulai dari Kabar Harian, Berita Terkini dan Terbaru Seputar Berita Politik, Bisnis, Olahraga Hingga Gosip Artis Dan Lain-lain
close
Banner Iklan 120 x 600 px
close
Banner Iklan 120 x 600 px
Powered by Blogger.

Theme Support